Misteri Menara Saidah: Mengapa Gedung Megah di Jakarta Ini Tak Kunjung Dihancurkan?
Halo, Sobat 24! Kali ini, kita akan mengulik kisah menarik tentang salah satu bangunan paling misterius di Jakarta: Menara Saidah. Gedung pencakar langit ini sudah terbengkalai sejak 2007, tapi hingga kini masih kokoh berdiri. Apa sebenarnya alasan di baliknya? Yuk, simak analisis lengkapnya!
Sejarah Singkat Menara Saidah
Menara Saidah, berlokasi di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, adalah gedung perkantoran megah dengan arsitektur bergaya Romawi klasik. Dibangun dan diresmikan pada 2001, gedung ini pernah menjadi pusat bisnis yang ramai, menampung perusahaan ternama seperti BNI dan ANTV. Namun, sejak 2007, Menara Saidah tiba-tiba dikosongkan dan menjadi "hantu" di tengah hiruk-pikuk ibu kota.
Fakta menarik:
Tinggi gedung mencapai 30 lantai.
Sempat dijuluki "gedung angker" karena banyak cerita mistis yang beredar.
Kepemilikan berada di bawah PT Gamlindo Nusa, milik keluarga Saidah.
Alasan Menara Saidah Tidak Dihancurkan
1. Isu Fondasi Miring: Fakta atau Rumor?
Beredar kabar bahwa Menara Saidah ditutup karena fondasinya tidak stabil, menyebabkan bangunan miring. Namun, pada 2013, pihak pengelola membantah hal ini. Bahkan, penelitian dari ITB (2019) menyatakan tidak ada kemiringan signifikan.
Kata Mimin 24:
"Isu ini mungkin hanya mitos urban yang sengaja dikembangkan untuk menutupi masalah lain, seperti konflik internal pemilik."
2. Masalah Kepemilikan dan Konflik Internal
Keluarga Saidah, pemilik gedung, dikabarkan enggan melepas aset ini karena nilai historis dan sentimental. Selain itu, ada dugaan sengketa waris dan hambatan birokrasi yang memperumit keputusan untuk merenovasi atau merobohkan.
3. Biaya Pembongkaran yang Fantastis
Merobohkan gedung setinggi Menara Saidah bukan perkara mudah. Diperkirakan, biayanya bisa mencapai puluhan miliar rupiah karena:
Risiko kerusakan bangunan sekitar.
Proses penanganan limbah konstruksi yang rumit.
4. Potensi Revitalisasi yang Tertunda
Pada 2016, Pemprov DKI pernah berencana mengambil alih Menara Saidah untuk dijadikan pusat pemerintahan atau properti komersial. Sayangnya, rencana ini mentah karena ketidakjelasan izin dan masalah legal.
Dampak Sosial & Ekonomi
Estetika Kota: Keberadaan Menara Saidah yang terbengkalai merusak pemandangan Jakarta.
Keamanan: Gedung kosong rawan jadi sarang tindak kriminal atau kebakaran.
Potensi Bisnis Terbuang: Lokasi strategisnya bisa jadi sumber pendapatan jika dikelola ulang.
Kata Mimin 24:
*"Sayang sekali, Sobat 24. Padahal, dengan sedikit kreativitas, Menara Saidah bisa diubah jadi co-working space atau hotel boutique yang keren!"*
Kelebihan & Kekurangan Menara Saidah
Aspek | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|
Lokasi | Strategis di pusat Jakarta | Terbengkalai mengurangi nilai properti |
Arsitektur | Desain unik bergaya Romawi | Butuh renovasi besar-besaran |
Potensi | Bisa jadi landmark baru | Biaya revitalisasi sangat tinggi |
Apa Solusinya?
Menurut Mimin 24, beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan:
Public-Private Partnership (PPP): Kolaborasi pemilik dengan pemerintah/swasta untuk revitalisasi.
Aksi Kreatif: Mengadakan kompetisi desain ulang gedung untuk menarik investor.
Penegakan Hukum: Perlu aturan tegas untuk properti terbengkalai di Jakarta.
Penutup
Menara Saidah adalah potret nyata paradoks pembangunan kota: megah di luar, tapi penuh teka-teki di dalam. Sobat 24, menurut kalian, apa langkah terbaik untuk menyelamatkan gedung ini? Share pendapatmu di kolom komentar ya!
Sumber Referensi: https://www.merdeka.com/uang/tak-digunakan-sejak-2007-kenapa-menara-saidah-tidak-dirobohkah-449890-mvk.html