Begini Strategi Pemerintah Capai Target Net Zero Emission 2060
Halo Sobat 24! Pemerintah Indonesia terus berupaya mempercepat transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satu langkah utama adalah dengan memanfaatkan gas bumi sebagai energi transisi. Gas bumi dinilai strategis karena emisinya lebih rendah dibandingkan batubara dan minyak, serta dapat dikategorikan sebagai energi bersih bila menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Yuk, kita ulas strategi pemerintah lebih mendalam!
1. Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Gas bumi menjadi jembatan penting menuju energi bersih. Dengan emisi yang lebih rendah dibanding energi fosil lainnya, gas bumi dianggap mampu menopang kebutuhan energi nasional hingga teknologi energi terbarukan lebih matang.
Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa gas bumi akan menjadi energi utama selama masa transisi. Dalam 2–3 tahun mendatang, produksi gas diproyeksikan meningkat guna memenuhi kebutuhan energi domestik dan industri.
👉 Teknologi CCS juga akan diterapkan pada proyek-proyek besar seperti Blok Masela dan Tangguh, untuk menangkap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dan menginjeksikannya kembali ke dalam perut bumi, sehingga mengurangi dampak emisi karbon.
2. Mendorong Pemanfaatan Gas Domestik
Pemerintah berkomitmen memastikan pemanfaatan gas domestik untuk berbagai sektor strategis, seperti:
- Industri pupuk, untuk mendukung swasembada pangan.
- Rumah tangga, guna memenuhi kebutuhan energi sehari-hari.
- Transportasi, sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Blok Masela, salah satu ladang gas terbesar di Indonesia, akan mengalokasikan 40–60% produksinya untuk kebutuhan domestik. PT Pupuk Indonesia bahkan telah merencanakan pembangunan pabrik pupuk di sana untuk memanfaatkan 150 mmscfd gas.
3. Percepatan Pengembangan Lapangan Gas Baru
Contoh nyata dari percepatan ini adalah temuan gas di sumur Geng North-1, Blok North Ganal, oleh ENI SpA. Dalam waktu hanya 10 bulan setelah ditemukan pada 2023, rencana pengembangannya telah disetujui dan ditargetkan onstream pada 2027.
Kepala Departemen Pengembangan Lapangan SKK Migas, Arya Disiyona, menyebut percepatan persetujuan, perizinan, dan pemberian insentif bagi kontraktor migas menjadi strategi penting untuk menarik investasi dan mempercepat produksi.
4. PGN Sebagai Aggregator Gas Nasional
PT Pertamina Gas Negara (PGN) telah mempersiapkan diri sebagai aggregator gas nasional. Dengan pengalaman mendistribusikan LNG dari tiga kilang besar di Indonesia, PGN siap menyerap gas dari proyek-proyek baru seperti Blok Masela dan IDD.
“Market industri domestik dapat menerima penyesuaian harga, dan kami terus berkomitmen untuk memastikan distribusi gas berjalan lancar,” ujar M. Anas Pradipta, Group Head of Gas Supply & LNG Trading PGN.
5. Kritik dan Dukungan Swasembada Energi
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menyoroti bahwa swasembada energi bisa tercapai jika seluruh potensi energi Indonesia dimanfaatkan secara maksimal, termasuk energi fosil.
Menurutnya, upaya mencapai net zero emission tidak boleh mengesampingkan potensi besar dari energi fosil, seperti batubara, minyak, dan gas. Dengan mengintegrasikan energi terbarukan dan fosil, cita-cita kedaulatan energi lebih realistis untuk dicapai.
Kesimpulan: Menuju Masa Depan Energi Bersih
Strategi pemerintah untuk mencapai NZE 2060 melibatkan kombinasi pemanfaatan gas bumi, penerapan teknologi CCS, percepatan proyek lapangan gas baru, dan optimalisasi pasar domestik. Meskipun masih ada kritik terkait penggunaan energi fosil, pendekatan “energy in total” diyakini mampu mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
Sobat 24, apa pendapat kalian tentang strategi ini? Yuk, diskusikan di kolom komentar!
Sumber: https://www.merdeka.com/uang/begini-strategi-pemerintah-capat-target-net-zero-emission-2060-255435-mvk.html