Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Nabi Muhammad SAW Ke Langit ke-7 Saat Isra Mi'raj Dengan Jasad atau Hanya Ruh? Simak Penjelasannya!

Peristiwa Isra Mi'raj merupakan salah satu momen yang sangat penting dalam sejarah Islam. Pada malam yang penuh berkah tersebut, Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa, dan kemudian diangkat ke langit ketujuh untuk menerima perintah sholat. Peristiwa ini bukan hanya menjadi sejarah yang luar biasa, tetapi juga menjadi bagian dari ajaran yang penting bagi umat Islam. Namun, di balik peristiwa yang sangat menakjubkan ini, ada pertanyaan yang sering muncul, yaitu apakah perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW melibatkan jasad atau hanya ruh?



Pandangan Sayyidah Aisyah

Dalam salah satu riwayat, Sayyidah Aisyah menyatakan bahwa yang diperjalankan oleh Allah pada saat Isra Mi'raj hanyalah ruh Nabi Muhammad SAW, sedangkan jasadnya tetap berada di Mekkah. Riwayat ini dapat ditemukan dalam kitab Sirah karya Imam Ibnu Ishaq yang menuliskan ucapan Aisyah: "Jasad Rasulullah SAW tidak diberangkatkan, tetapi Allah SWT hanya memperjalankan ruhnya." (Ibnu Ishaq, Sirah Nabawiyah). Hal ini merujuk pada pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi dalam bentuk perjalanan spiritual dan bukan fisik.

Pandangan Imam Qadhi Iyadh

Namun, ada pandangan yang lebih kritis terhadap riwayat tersebut. Imam Abul Fadl Iyadh bin Musa al-Yahshubi (Imam Qadhi Iyadh) dalam bukunya As-Syifa bi Ta'rifi Huquqil Musthafa menolak kesahihan riwayat yang dikaitkan dengan Sayyidah Aisyah. Beliau berpendapat bahwa pada saat itu, Aisyah masih berusia muda dan belum menikah dengan Nabi Muhammad SAW. Dengan alasan ini, menurut Imam Qadhi Iyadh, pernyataan Aisyah tidak dapat dijadikan sebagai rujukan utama. Selain itu, pendapat ini juga bertentangan dengan mayoritas ulama yang meyakini bahwa peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW terjadi dengan melibatkan jasad dan ruh beliau.

Pendapat Mayoritas Ulama

Mayoritas ulama dan ahli hadis, seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, berpendapat bahwa Isra Mi'raj terjadi dalam kondisi sadar (bukan mimpi) dan melibatkan jasad serta ruh Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini didukung oleh berbagai riwayat sahih yang menjelaskan bahwa perjalanan ini bukan hanya pengalaman spiritual, melainkan juga fisik, dengan Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah ke langit dalam keadaan hidup dengan jasad dan ruh beliau.

Kesimpulan

Dengan demikian, meskipun ada riwayat yang menyatakan bahwa perjalanan Isra Mi'raj hanya melibatkan ruh Nabi Muhammad SAW, mayoritas ulama dan ahli hadis berpendapat bahwa peristiwa tersebut melibatkan kedua aspek, yaitu jasad dan ruh. Oleh karena itu, pemahaman mengenai peristiwa Isra Mi'raj hendaknya memperhatikan pandangan ulama yang lebih luas dan berdasarkan riwayat-riwayat yang lebih kuat.

Semoga penjelasan ini memberikan pencerahan bagi Sobat 24 yang ingin lebih memahami peristiwa Isra Mi'raj. Wallahu a'lam.

Tag: Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW, jasad atau ruh, Sayyidah Aisyah, Imam Qadhi Iyadh, peristiwa Isra Mi'raj, Isra Mi'raj dengan jasad, Isra Mi'raj dengan ruh, sejarah Isra Mi'raj, peristiwa penting dalam Islam, ulama dan Isra Mi'raj, pandangan ulama tentang Isra Mi'raj.

Kelebihan Artikel:

  1. Menggunakan bahasa yang formal namun tetap mudah dipahami oleh pembaca.
  2. Memuat perspektif yang berbeda mengenai peristiwa Isra Mi'raj sehingga memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
  3. Menggunakan sumber-sumber yang valid dan rujukan dari ulama terkemuka.

Kekurangan Artikel:

  1. Beberapa pembaca mungkin membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai riwayat-riwayat yang dikutip.
  2. Artikel ini mungkin terlalu panjang bagi sebagian orang yang lebih suka konten singkat dan padat.

Sumber:
https://www.merdeka.com/trending/nabi-muhammad-saw-ke-langit-ke-7-saat-isra-miraj-dengan-jasad-atau-hanya-ruh-292914-mvk.html?page=11